Alat ultrasonografi umum digunakan sebagai tindakan medis dalam bidang kebidanan. Di balik itu, alat tersebut bisa dipakai mendeteksi kelainan yang lain di organ tubuh.
Seiring perkembangan zaman, penggunaan ultrasonografi dapat digunakan dalam situasi darurat. Pemakainnya alat ini sangat luas, karena dapat melayani segala bidang kesehatan.
Kinerja ultrasonografi juga berdasarkan gelombang ultrasonik. Seiring perkembangan zaman alatnya semakin diciptakan canggih.
Adapun sejarah alat ini ditemukan oleh Lazzaro Spallanzani di tahun 1800-an. Kecanggihan alat ini sangat bermanfaat mendukung diagnosis sebuah penyakit.
Kemudian, di tahun 1930-an alat ini dikenalkan di dunia kedokteran oleh Dr Karl Dussik. Zaman dulu, ultrasonografi digunakan hanya untuk kebutuhan penelitian saja.
“Peranan alat USG dari dulu sudah sangat besar. Frekuensinya tanpa batas dan semakin kesini banyak jenis USG yang digunakan,” papar Ahli Anastesi dr Pryambodho SpAN, KAR.
Baca juga : Jenis-jenis USG Sogata yang canggih
Selain digunakan untuk mendeteksi janin dalam perut, alat USG dapat dipakai sebagai untuk mengecek kondisi jantung, paru-paru, hingga tulang belakang. Apalagi saat kondisi darurat, misalnya mendeteksi orang kecelakaan.
Dengan menggunakan alat USG diklaim dapat menghemat waktu diagnosa dan lebih cepat mendapatkan tindakan. Maka penanganan pasien gawat darurat lebih cepat tertolong daripada harus dengan cara lainnya.
“Alat USG sekarang bentuknya portabel dan fleksibel digunakan. Misalnya pada pasien kecelakaan, bisa cek paru-parunya di dalam ambulance. Alat ini bisa menjaga safety pasien,” bebernya.
Di balik kegunaannya, alat USG juga bisa menimbulkan kelemahan. Apalagi untuk orang dengan kelebihan berat badan atau malah tubuhnya yang kurus.
“Kualitas setiap alat berbeda-beda. Jadi hasil objeknya bisa tidak sama dan malah jadi abstrak,” pungkasnya.
sumber : Okezone, Dewi Kania